Monday, January 31, 2005

sad but true

Sad but true

Akhirnya kami berpisah...setelah hanya sebulan lebih kami bersama...
meskipun saya merasa berat berpisah darinya...
berat sekali...

Tapi, hidup tidak berhenti disini, dan tidak hanya disini...
Perjalanan yang saya tuju masih panjang, dan saya kehabisan waktu...
Saya hanya ingin berlari, melesat, dan tidak berhenti, untuk menemukan yang saya cari...karena saya memang kehabisan waktu...

Saya memang egois, memikirkan diri saya sendiri...
Tetapi hidup penuh resiko, apatah lagi hidup setelah saya mati nanti...
dan hanya itu yang saya cari...

Sebulan ini, banyak pelajaran yang saya dapatkan...banyak sungguh...
Bagaimana saya mengenal dirinya, bagaimana saya semakin mengenal diri saya, bagaimana ia memperlakukan saya, dan bagaimana saya memperlakukan dirinya...
Dan akhirnya, hanya satu yang saya rasa ia ingat dari diri saya...
Bahwa saya egois...mementingkan diri saya sendiri...

Ya, saya egois...tidak saya pungkiri itu...
Hanya saja...mungkin itu yang terbaik...meskipun untuk diri saya, dan bukan dirinya...
Karena saya benar-benar kehabisan waktu...

Saya hanya tidak mau membohongi dirinya, diri saya, dan hubungan ini...
Karena hubungan kami, meskipun sekejap, sungguh dalam maknanya...
Meskipun mungkin ia tak percayai hal itu...

Banyak alasan yang bisa saya simpan diam-diam untuk tidak meninggalkannya...
Tetapi itu hanya akan membuat saya semakin terlihat egois...
Dengan membohonginya dan membohongi perasaan saya...
Sama saja seperti memanfaatkan dirinya, hubungan kami, untuk kepentingan saya...
Dan saya tidak inginkan hal itu...

Sebulan lebih bersamanya, saya baru mengerti dari dirinya, bagaimana bentuk cinta seharusnya...meskipun arti cinta bagi saya berbeda maknanya...
dan itu tidak ia mengerti...

Saya hanya tidak mencari cinta yang akan habis di dunia...
Tetapi cinta yang akan saya bawa setelah saya meninggalkan dunia...
Cinta yang akan saya letakkan di pangkuan Penguasa Cinta...
Yang Menuntun diri saya selama perjalanan yang sungguh melelahkan ini...
Yang Memberikan saya makna cinta sebenarnya...
Bahwa hidup tidak hanya untuk cinta di dunia...
Tetapi untuk-Nya...
Meskipun itu tidak bisa ia pahami...

Mungkin benar katanya, bahwa saya berlindung menggunakan nama Tuhan...
Mencoba memanipulasi kelemahan saya dibalik hijab dan gelar spiritual saya...
Dan bahwa saya hanya mencoba mengingkari kemanusiaan saya, kelemahan saya...
Padahal tetap saya manusia yang penuh tipu daya...bahkan kepada Tuhan...

Mungkin memang benar...saya harus akui itu...
Karena itu saya ingin menghentikan tipu daya yang saya lakukan...
Beban yang saya bawa terlalu berat untuk dipertanggungjawabkan...
di muka pengadilan akhir nanti...

Saya memang manusia biasa, penuh hasrat dan keinginan, juga rentetan dosa...
Tetapi saya ingin melewati itu semua, untuk menjadi manusia yang tidak biasa...
Meskipun berat sangat dan saya terus terjatuh pada awalnya...
Saya rasa, cukup rasanya bersenang-senang di atas kegagalan saya...

Mungkin saya munafik di matanya...manusia yang penuh kontroversi...
Manusia yang sulit dimengerti...
Sungguh ia tidak tahu bahwa terkadang, saya bahkan tidak mengerti diri saya sendiri...

Tapi memang itu satu-satunya perlindungan saya...
Pertahanan yang dulu sempat saya banggakan...
Saya tidak bisa lagi terus terjatuh dan kemudian tenggelam...
Terseret ke dalam pusaran magnet yang ingin saya tinggalkan selamanya...
Karena bukan itu lagi yang saya inginkan...

Karena itu...
Jika saya ingin berdiri dan pergi meninggalkannya...
Bukan karena saya tidak menghargai hubungan ini...
Hanya saja, saya harus berlari, kali ini, dan tidak lagi berhenti...
Atau saya akan tertinggal dan ditinggalkan-Nya, selamanya...

Maafkan saya, Sayang...
bukan pembelaan diri, atau penyangkalan bahwa saya egois meninggalkan dirimu...
Saya hanya tidak kuasa menolak kekuatan yang menggiring saya keluar...untuk kembali lagi ke jalan yang saya tuju di depan...
Meskipun cara saya sungguh menyakitkan...
bahkan tidak manusiawi bagimu...

Dan tolong percaya saya kali ini...
Saya menyesal atas apa yang saya lakukan...dan saya tidak bisa memaafkan diri saya karenanya...
Kamu berhak mendapatkan perlakuan yang lebih dari itu...
Seperti bagaimana kamu memperlakukan diri saya selama ini...
Hanya saja...bukan karena saya tidak mau, tetapi saya tidak mampu...
Semoga kamu mau mengerti...
Maafkan saya...

Luv ya,
D.

Monday, January 03, 2005

My Lord, maafkan dissi...
Ternyata menjadi orang beriman tidak semudah yang dissi bayangkan...
Maafkan jika dissi mengecewakan-Mu...
I'm so disgraceful to You...
so terribly shameful...
and I could never forgive myself for the stupidness I've made...