Saturday, September 21, 2002

Semangkin sering aja orang2 bilang kalau mermaidslife.com terlalu gelap....hmmm...jadi ngga pede nih...abis gimana doing, sesuai panggilan jiwa sih...:)

Tonight will attend my co-worker's wedding party (again! ugh!) with Angela. Hmm...pake baju apa yah?

Tadi ada orang Republika telpon buat survey jajak pendapat tentang kemungkinan ada terrorism di Indo, berkaitan juga dengan reportase Time Magazine bulan ini, tentang Umar Al..something yang being arrested and deported kemaren2 ini. Hmm...gue banyak jawab ragu-2 tadi (dari pilihan: setuju, ragu2, tidak setuju). Well, gue belum percaya banget sama kevalid-an laporan Time, karena sering juga ngga berimbang...but, gue juga tidak percaya kalau Indo bersih dari sasaran target terrorism. Logika sih mungkin aja...tapi inipun belum clear benar, apakah pelaku 09/11 tragedy itu benar2 Al Qaeda dan konco2 nya atau bukan...yang pasti sih, alur cerita Time memang memungkinkan terjadi...nanti deh gue tulis khusus mengenai hal ini...kepanjangan kalo disini...

Betewe, namanya rezeki ada aja yah? Kemaren ada temen nawarin foto buat jadi model baju muslim yang dia buat...buat di brosur doang seeh...hehe...tapi kan lumayan...;) Trus sorenya ditawarin project buat jadi narator/presenter program edukasi buat SD...hmm...moga2 jadi deh...


Sunday, September 15, 2002

Just been in Rani's wedding day all day long. What a big moment in life ever...
"Metamorphosis"

Blog malam ini (actually it should be yesterday) ngga begitu istimewa...but my life is...

It's getting better..improving day by day..I thought it'd be too hard to get over, but I think some power beyond myself has made it easier. It was only took a second or two when I felt a change in me, a relief from an agony in days before. I don't know, maybe it's what so-called the power of pray, it did happened last week.

As I remember, it started when a thought struck my mind when I was busy with question and argument.

"Anyone might come and go, only One would remain the same.
Anyone could hurt or make me happy, only One never hurts me and keeps me happy."


Like a sudden attack, I felt my heart bursted with joyful and love, and my eyes warmth with tears. Kinda emotion that couldn't be described. How I could be so fool forgetting about what I have found and driven away from where I belong? I could feel a smile rising on my face like never before.

I then never let this last unhappiness phase taking my life anymore. I am now ready to leave my chrysalis and keep metamorphosing to someone better.

Wednesday, September 04, 2002

Lagi sakit nelen euy, partisipan aktif di musim batuk...dua minggu suara jadi nge-bass dan sebarin virus kesana-kemari...sorry prens!

Berita tivi lagi bikin sakit perut, gara-gara liat si ibu jalan-jalan ke South Africa padahal 80.000 orang manusia di 'reject' dari M'sia karena ilegal, belum lagi ribuan lainnya yang terdampar di Nunukan. Untung dia batalin pergi ke...Zimbabwe yah kalo gak salah? dan masih sibuk ngeles aja di SCTV tadi siang...coba yah, nyadar dikit dong jadi manusia...

Bung Akbar akhirnya cuma di vonis 3 taun...*sigh*...blom tau deh naik banding atau ngga dikasih segitu...tambah mules aja mikirinnya...udah ah...Vicks-nya udah bereaksi nih...time for sleeping beauty...

Sunday, September 01, 2002

Apa yang akan anda lakukan jika menemui atau justru mengalami kekerasan domestik dalam keluarga? Mencoba bertahan dan mengharapkan akan ada perubahan dengan kesabaran yang anda miliki, atau anda lari KE LUAR mencari pertolongan?

Kesalahan terbesar dari kekerasan domestik bukanlah berasal dari si penganiaya, tapi justru dari korbannya sendiri yang MEMBIARKAN itu terjadi. Korban merasa PANTAS untuk disakiti dan menganggap kekerasan adalah sesuatu yang WAJAR di dalam keluarga, sehingga TIDAK merasa PERLU untuk mencari pertolongan dan keluar dari lingkaran itu. Pertimbangan emosional yang biasanya menjadi alasan korban untuk mengurungkan niatnya.

Kekerasan bukan hanya berupa kekerasan terhadap fisik semata. Tapi ada kekerasan lain yang lebih mempengaruhi emosi dan kestabilan jiwa, yaitu kekerasan verbal. Kekerasan verbal yang dilakukan secara terus-menerus, dan jika dilakukan sejak masa kanak-kanak (yang dilakukan oleh orang tua), akan membentuk alam bawah sadar korban menjadi sosok yang tidak memiliki kepercayaan diri, membenci diri sendiri, dan kadang destruktif (yang dilakukannya kepada orang lain yang lebih lemah). Bentuknya dapat berupa intimidasi, pelecehan, perkosaan, atau kurangnya penghargaan terhadap eksistensi dan aktualisasi diri. Orang yang dapat menolong adalah DIRI korban sendiri, karena ia sendiri yang dapat melakukan perubahan itu JIKA ia mau.

"Whose Face is in the Mirror? The Story of One Woman's Journey from the Nightmare of Domestic Abuse to True Healing" karya Dianne Schwartz, terbitan Gramedia tahun 2001, mengungkapkan tentang kejahatan rumah tangga baik fisik, seksual, dan emosional yang pernah dialami Schwartz. Bagaimana mantan Mrs. Arizona dan penyanyi profesional ini diperlakukan buruk oleh suami dan juga orangtuanya, bagaimana proses membangun kepercayaan diri (bahwa ia PANTAS mendapatkan kehidupan yang normal), bagaimana teknik-teknik penyembuhan diri serta perlunya konseling, juga bagaimana mengenali tanda-tanda telah terjadi kekerasan domestik. Yang paling menarik dari buku ini adalah kisah saat ia mencoba jujur pada dirinya sebagai seorang perempuan, merubah paradigma lama, menemukan kesalahan-kesalahan yang umumnya tidak sadar dilakukan oleh setiap korban, dan bagaimana ia akhirnya dapat mencintai dirinya sendiri dan menemukan Tuhan sebagai kekuatannya untuk berubah.

Diane Schwartz kini tinggal di Ohio, dan menjabat sebagai presiden dari organisasi nirlaba Educating Against Domestic Violence, Inc. (EADV), yang didirikan untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang mengalami penganiayaan. Situs resminya adalah www.eadv.net.

Di Indonesia, kekerasan domestik masih terbentur dengan nilai-nilai yang diciptakan oleh masyarakat, yang condong patriarch, sehingga kekerasan terhadap perempuan dianggap sesuatu yang wajar. Juga nilai-nilai yang menganggap bahwa 'masalah keluarga' yang berlebihan seperti ini adalah urusan internal dan tidak boleh diketahui oleh orang lain (meskipun taruhannya adalah nyawa!).

Ada beberapa organisasi perempuan yang concern terhadap masalah ini yang mungkin dapat membantu jika terjadi tindak kekerasan domestik di sekitar anda:

Mitra Perempuan - Women's Crisis Center
Tebet barat dalam IIIA no. 26, Jakarta 12810
Hotline : (021) 837 90010
Telp./ Fax : (021) 829 6952
Email : mitra@perempuan.or.id
Website : www.perempuan.or.id
Mailing List : perempuan-subscribe@yahoogroups.com

Kalyanamitra
Jl. Kaca Jendela II No.9 Rawajati, Kalibata, Jakarta 12750
Telp. : (021) 790 2109, 790 2112
Fax : (021) 790 2112
Email : ykm@indo.net.id

Koalisi Perempuan Indonesia untuk Demokrasi dan Keadilan
Jl. Siaga I No. 2B Rt.003/05 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510
Telp. : (021) 910 0076, 798 5110, 791 83444
Fax : (021) 798 5110
Email : koalisip@uninet.net.id