Wednesday, July 27, 2005

basi

Ih, tumben tiba-tiba kok kanggen lagi...hmmm...
setelah semingguan ini ngedumel dan ngomel terus ngga karuan...
hmmm...kangen juga lama-lama...

Sunday, July 24, 2005

bubuawards

" PARTICIPANT OF BUBU AWARDS 2005 People's Choice Awards "


Web based voting is open from July 15 - July 31, 2005

To Participate Web based Voting:

SMS based voting is open
from August 5 - August 17,2005


To Participate SMS Based Voting :
  • Type : VOTE BUBUB22
  • Send to : 3845
  • Fee : Rp. 1.000/sms
Special for SMS voters, get a chance to win 1 Yamaha Mio Motorcycle and 1 Handphone Nokia 9500.

---------------------------------------------------------------------------------------

To anyone has been kindly choosing me, I could only say, MANY-MANY THANKS!

Sunday, July 17, 2005

lagubaru

" Berdansalah bersamaku "


puisi hatiku bersenandung memanggilmu
mengajakmu berdansa dan menari bersamaku
keluarlah dari persembunyianmu
dan nikmati malam bersamaku

*Reff:
dengarlah suara hujan
rasakan hembusan angin
hiruplah aroma alam
dan berdansalah bersamaku

**Reff:
cinta memanggilmu
kutahu kau mendengarnya
senandung yang kukirimkan bersama malam
cepatlah datang sebelum musik kumatikan

*Reff:
dengarlah suara hujan
rasakan hembusan angin
hiruplah aroma alam
dan berdansalah bersamaku

ketika pagi menjelang dan matahari bersinar
kutahu kau menari bersamaku semalam
dalam mimpiku, oh bersamaku
berdansa hingga pagi menjelang

**Reff:
cinta memanggilmu
kutahu kau mendengarnya
senandung yang kukirimkan bersama malam
cepatlah datang sebelum musik kumatikan


Dissi Kaydee, July 17, 2005

Saturday, July 16, 2005

huh

Duuh..rasanya kok ngga karu-karuan gini yah?? Capek banget perasaan...

---pause---

Capek, capek, capek! Bete, bete, bete! Huh!
Kangen tuh bener-bener ngga mengenakkan!

---pause---

Padahal sudah capek kangen...
Pengin pergi aja...
Nggak usah mikir-mikir lagi...
Ngga usah kangen-kangen lagi...
Ngga usah ngarep-ngarep lagi...
Tapi ngga bisa...
Hhhhh....
Grrgghhhh...

Wednesday, July 13, 2005

brighteststar


" The Brightest Stars in Their Own Way" *

Saya baru berniat menulis sedikit kritik tentang film dokumenter berjudul Memasak Sejarah yang diputar di acara ScreenDocs! FOCUS ON ANTHROPOLOGY 2005 di UI Depok, kemarin sore itu. Acara besar hasil kerja sama In-Docs dengan The Indonesian Journal of Anthropology yang sudah lama saya tunggu-tunggu itu, berlangsung dari tanggal 12 sampai tanggal 15 besok. Selain memutar beberapa film dokumenter karya anak negeri, acara ini juga menjadi tempat untuk mengenang almarhum Jean Rouch, seorang anthropologist sekaligus filmmaker. Berikut sedikit kutipan yang saya ambil di situs Documentary Educational Resources atau der.org, atau silahkan cek sendiri situs Jean Rouch yang berbahasa Perancis.

Jean Rouch, was a universally-acclaimed filmmaker, anthropologist, civil engineer, explorer, and storyteller. He was a French ethnographic film director who helped forge cinema-verite filmmaking, died on February 20th, 2004 at night in a car crash in the west central African nation of Niger. He was 86.

Setelah menunggu seorang teman sehingga telat hampir sejam, saya hanya kedapatan sesi rangkuman dari keseluruhan diskusi tentang Jean Rouch: Anthropology and Filmmaking. Sebuah diskusi yang menarik dan penting untuk saya sebenarnya. Tapi ya sudah, setidaknya saya memaksakan untuk menonton dua film sampai acara berakhir pada jam 18.30. Meski tidak begitu antusias lagi, film Petit a Petit, besutan Jean Rouch tahun 1972, dan film Memasak Sejarah, karya Ngurah Suryawan, lumayan menghibur, setidaknya saya sempat membuat note tentang apa yang ingin saya post-kan di blog saya nanti.

Lalu, ketika menunggu proses dubbing untuk narasi episode Maestro mendatang, editor meminta ijin untuk lebih dulu mentransfer episode Permata Bangsa sebentar, untuk kemudian menyelesaikan Maestro. Sambil mengecek email di yahoo dan beberapa email baru di friendster (deuh, anak friendster neeeh..), saya mencuri dengar episode PB yang akan tayang hari Minggu, tanggal 17 Juli besok ini di Metro TV.

Ternyata, profil yang sedang dibahas adalah Maria Audrey Lukito. Seorang bocah perempuan ajaib dari Surabaya yang pasti membuat orang terkagum-kagum. Profil yang membuat saya memutuskan untuk melupakan ide tentang kritik film yang ingin saya postingkan sebelumnya. Dan kini, saya kembali menonton tayangan itu, namun sekarang lebih menyimak baik-baik. Ingin tahu bagaimana kehebatannya? Saya yakin anda sendiri akan terperangah lebar-lebar seperti saya. Begini ceritanya...

Audrey ini baru genap berumur 17 tahun. Harusnya masih asik-asik nangkring di mall atau riuh menjadi fans AFI atau Indonesian Idol. Tapi, tak dinyana, ternyata anak ini adalah SARJANA INDONESIA PALING MUDA lulusan tahun 2005 dari The College of William and Mary, Williamburg, Virginia, Amerika Serikat! Anda tahu apa majornya? FI-SI-KA dan ia lulus dengan predikat Summa Cum Laude dengan nilai rata-rata GPA 3,95!

W-w-w-w-WOOWW!!!

Untuk membuat lebih yakin lagi, saya coba browsing ke google, dan akhirnya mendapati, tesis akhir Audrey berjudul "Analysis of neutrinos emitted by radioactivity in the earth's core", telah disubmit pada tanggal 11 November 2004.

Saya tidak tahu, apakah mempublikasikan tesisnya ini ke dalam blog saya adalah satu pelanggaran hak cipta atau tidak, tapi yang pasti, saya tidak bisa menghentikan kekaguman saya. Dan sekali saya kagum, maka saya harus membaginya ke semua orang!

Audrey yang juga pantas menjadi bintang film mandarin ini, resmi menjadi mahasiswa fisika The College of William and Mary saat ia masih berumur 13 tahun. Dia menjadi mahasiswa Indonesia termuda di kampus itu, tentu saja. Hanya dalam waktu 3 tahun, Audrey berhasil lulus dengan semua nilai A, kecuali satu mata kuliah, yang mendapat nilai A minus. Ketika kuliah, Audrey tercatat mampu mengambil kredit terbanyak dibanding mahasiswa lainnya, yakni 36,5 SKS dalam satu semester dan berhasil meraih GPA tertinggi setiap tahunnya. Selain prestasi akademik, Audrey juga melesat dengan berbagai prestasi 'non-akademik', seperti sastra, musik, dan olahraga.

Karena prestasinya yang mengagumkan, Audrey didaulat menjadi anggota Phi Beta Kappa, Honor Society tertua di Amerika Serikat. Prestasi Audrey terdengar hingga ke gedung Kongres Senat Amerika Serikat dan iapun diundang untuk berpidato pada Global Young Leader Conference di Washington DC.

Belum cukup dengan prestasi akademiknya di kampusnya William dan Mary? Ini sedikit cerita tentang perjalanan 'panjang' peraih delapan rekor MURI ini. Harap tahan nafas anda dulu!

Audrey lahir tanggal 1 Mei 1988 di Surabaya. Sejak kecil ia tumbuh seperti anak 'normal' lainnya. Kedua orangtuanya yang sarjana teknik, baru menyadari kejeniusan anaknya, saat usia 16 bulan, Audrey sudah bisa mengenal abjad dengan baik, dan pada usia 2 tahun sudah lancar membaca. Setelah menyelesaikan sekolah dasar selama 5 tahun (dimana sebenarnya Audrey direkomendasikan guru-gurunya untuk loncat kelas), Audrey sempat meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia karena menjadi anak Indonesia termuda yang lulus TOEFL dengan skor 575, yaitu saat usianya 10 tahun. Pada usia 11 tahun, Audrey mendapat julukan Dictionary Girl dari koran Indonesian Daily News karena mampu menghafal kamus bahasa Inggris sebanyak ± 650 halaman. Saat ini, skor TOEFL Audrey sudah mencapai 670.

Selanjutnya, berturut-turut Audrey mampu menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA-nya hanya dalam waktu setahun. Atas anjuran berbagai ahli, Audrey akhirnya diterbangkan ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan S1-nya dalam usia 13 tahun.

Masih belum cukup mendengar rentetan prestasi akademik Audrey? Kini anda harus mendengar prestasi Audrey dalam bidang seni dan kreativitas. Mungkin anda mengira, anak-anak yang memiliki tingkat intelegensia tinggi, biasanya tidak memiliki kepekaan dalam seni dan kreativitas, atau olahraga. Hanya salah satu di antara otak kiri atau otak kanannya yang menonjol. Tetapi ternyata, Audrey memiliki kelebihan yang menonjol pada dua sisi otaknya!

Sejak SD, Audrey sudah punya banyak prestasi. Di rumahnya di Surabaya, Audrey menempatkan semua piala dan penghargaan seni lukis, piano, balet, dan berkudanya, di sebuah lemari khusus. Di dinding rumahnya, terpajang lukisan tokoh dan ilmuwan barat, yang dilukisnya sendiri, terinspirasi dari buku-buku biografi tokoh-tokoh dunia yang dilahapnya sejak kecil. Selain itu, Audrey juga menekuni olahraga ice skating, menembak, dan teknik menyanyi opera.

Ketika di Amerika, Audrey menjadi peserta termuda dari Indonesia, yaitu usia 14 tahun, yang mengikuti Summer Courses bahasa Rusia, dan berhasil memperoleh nilai tertinggi. Hanya dalam waktu dua bulan, Audrey mampu menguasai bahasa Rusia, dari standar masa kuliah yang biasanya empat semester masa kuliah. Selain bahasa Rusia, Audrey juga berhasil menguasai bahasa Perancis dalam waktu 3 bulan, selain juga menguasai bahasa Inggris, Mandarin, dan Ibrani.

---- pause ----

Sekarang anda sudah boleh bernafas normal dan mengendorkan pandangan anda dari layar monitor anda. Ya, memang, yang baru saja anda baca adalah kisah seorang manusia, benar-benar seorang manusia. Bukan robot, bukan mesin, dan bukan pula chip komputer. Namun bisa jadi sosok Audrey melebihi kesempurnaan sebuah komputer manapun, bahkan manusia.

Audrey yang juga berparas cantik ini, mengakui, bahwa kebisaannya pada berbagai hal karena kesukaannya belajar dan mempelajari berbagai tantangan baru. Karena senang melahap semua bacaan yang ada di rumahnya saat itu, pada umur 3 tahun Audrey sudah mempertanyakan tentang eksistensi Tuhan! Namun setelah kembali meyakini agama Kristiani yang juga dianut keluarganya, kini Audrey aktif dalam kegiatan gerejanya dan sudah menyelesaikan naskah buku pertamanya tentang religi.

Meski tidak ngoyo dalam menjalani kehidupannya mendatang, Audrey terus menggali segala potensi yang dimilikinya, kini dalam bingkai misi spiritual yang kental. Selain masih ingin belajar bahasa Yunani dan merambah bidang desain interior, fashion, politik, dan hukum, Audrey kini berniat untuk mendalami bisnis dan teologi Kristen. Ia berobsesi untuk mendapatkan gelar MBA dan M.Div sebelum usianya 22 tahun. Hmmm...rasanya, tidak ada yang dapat menghentikan langkah Audrey, kecuali waktu, dan tentu saja ijin Tuhan!

Saya yakin, suatu hari Audrey akan menjulang paling tinggi diantara remaja seusianya, meskipun mungkin sendirian. Namun saya juga yakin, meski super jenius, kehangatan sikap Audrey yang jauh dari kesan kutu buku dan introvert ini, tidak akan membuatnya terasing dari dunia orang-orang biasa. Memang ia memiliki lebih banyak peluang jika memilih tinggal di luar negeri, namun Audrey ternyata menyimpan mimpi tersendiri untuk mempersembahkan segala kemampuannya untuk negerinya sendiri. Duh, kamu membuat saya jadi terharu, deh Audrey!

Saksikan profil Maria Audrey Lukito dan kepolosannya di program Permata Bangsaku, hari Minggu besok, tanggal 17 Juli 2005, pukul 9.30-10.00 pagi, Hanya di Metro TV, Satu Untuk Semua... :D

*Disarikan dari berbagai sumber

Friday, July 08, 2005

lullaby

sebuah lagu bisa begitu menghujam
semakin membekukan hatiku yang rindu

jika kelak aku bertemu dirimu
'kan kunyanyikan setiap malam untukmu
sebelum tidur

Daunhatiku

" Hatiku sedalam puisi Sapardi "

Hatiku sedalam puisi Sapardi
Mengalun lirih bersama biola dan suara Tatyana
Bersuarakan rasa rindu yang menjelma sendiri
Senyap namun indah

-------------------

Hatiku Selembar Daun

hatiku selembar daun
melayang jatuh di rumput;
nanti dulu,
biarkan aku sejenak tebaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang,
yang selama ini senantiasa luput;
sesaat adalah abadi
sebelum kausapu tamanmu setiap pagi.

Sapardi Djoko Damono
Dilagukan oleh Dua Ibu pada album Gadis Kecil.

Saturday, July 02, 2005

KangHarry

" Salut Kang Harry! "


Ketika saya mendapati next episode Maestro yang harus saya kerjakan adalah profil almarhum Harry Roesli, sontak saja saya bingung tentang apa yang akan saya ceritakan mengenai ketokohannya sebagai musisi Indonesia.

Meskipun sudah pernah diangkat untuk program INDRA yang lain, Top Legend, pihak sponsor merasa perlu mengangkat Kang Harry, kali ini untuk Maestro. Hmm...Harry Roesli ya? Coba saya pikirkan dulu sebentar.

Tanpa melihat tayangan Top Legend lebih dahulu, karena saya ingin ide saya orisinil, dan sebelum membaca artikel-artikel Kang Harry di kliping-kliping, yang ada dalam bayangan saya cuma, Kang Harry adalah pencipta musik kontemporer yang syair dan musiknya aneh, tidak bisa dimengerti, dan membuat saya tidak tertarik, bahkan tidak suka sama sekali. Ketika dia tampil dalam sebuah infotainment menyanyikan sebuah lagu kritik sosial, saya waktu itu cuma bergumam, nyanyi apa sih nih Harry Roesli? Jadi, meski saya tahu Kang Harry Doktor lulusan sekolah musik di luar negeri, saya sudah lebih dulu menjudge musik Kang Harry tidak istimewa, sehingga saya bingung mau cerita apa dan dari mana. Bahkan fikiran jahat saya sudah berbisik, hmm...apa karena permintaan sponsor maka Kang Harry bisa diprofilkan sebagai Maestro? Tapi, the show must go on. Episode ini tetap harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak reputasi saya bisa dipertanyakan oleh produser saya.

Kemungkinan besar saya akan menceritakan sisi Kang Harry sebagai musisi berdedikasi tinggi, mengingat perhatian dia pada anak jalanan yang ditampung di rumahnya di Jl. Supratman No. 57, Bandung, untuk diajarkan bermain musik secara benar. Dan itu membuat saya salut. Dan tentu saja keberanian dia mengkritik pemerintah orde baru, yang waktu itu jarang dilakukan musisi-musisi kita, kecuali mau merasai hotel prodeo seperti yang sempat dialami Kang Harry.

Lalu ketika saya mulai masuk ruang editing untuk menyusun roughcut, rasa ketertarikan saya mulai terbit ketika melihat footage Kang Harry saat tampil dalam sebuah konser yang ia garap. Ternyata, musik Kang Harry istimewa, sangat spesial. Dia jago sekali mengawinkan musik tradisi dengan musik modern. Alat-alat musik seperti gamelan, suling, rebab, degung, tambah memikat saat melagu bersama gitar, bass, drum, dan perkusi. Dengan musisi lebih dari 30-40an orang, musik Kang Harry menjadi perkawinan harmonisasi antara musik Karawitan Sunda, musik Tarling, gamelan Bali, dengan musik Jazz, Pop, Rock, bahkan Country. Man...orang ini dahsyat! Saya jadi keasyikan mendengarkan musik-musiknya dan menunda memilih sound-up wawancara. Wuh, kali ini saya yang semangat membuat profilnya!

Ah! Sungguh saya jadi menyesal belum pernah sekalipun melihat aksi panggung Kang Harry selama ini, bahkan untuk tahu musik-musik gubahannya sekalipun. Bahkan saya juga tidak berkesempatan mewawancarainya. Dulu, pernah ia dimintai komentar untuk salah satu profil Maestro, tapi bukan saya reporternya. Padahal, banyak orang memuji pribadinya yang hangat dan humoris. Dan pasti menyenangkan bisa akrab dan ngobrol banyak dengan Kang Harry yang meski berdarah Minang, tapi logatnya meni sunda pisan itu.

Kekaguman saya bertambah ketika saya melihat footage anak-anak jalanan didikan Kang Harry dan seniman-seniman di sanggar Depot Kreasi Seni Bandung, atau beken dengan nama DeKaeSBe. Saya cuma bisa geleng-geleng kepala, antara terharu dan bangga, melihat anak-anak berumur sekitar 8-15 tahun itu mahir memainkan perangkat kerjanya sebagai pengamen, seperti biola, perkusi, gitar, dan ukulele, dan memainkan musik-musik populer. Ketika saya baca di klipingan, sekitar 4000 anak jalanan dan pemulung yang sudah dibina Kang Harry sebagai 'orang tua asuh' untuk bisa memainkan musik dengan baik, dan bahkan menyekolahkan beberapa dari mereka. WOW! 4000 man....gila!

Jadi, jika suatu saat kita ketemu pengamen-pengamen cilik di persimpangan lampu merah Bandung, yang fasih menyanyikan sebuah lagu berbahasa Spanyol (saya tidak tahu judulnya), Kopi Dangdut, bahkan lagu milik Bond dan Santana, bisa jadi mereka lah anak-anak didik jebolan 'sekolah' musik Kang Harry.

Ah, Kang Harry. Maafkan saya yang sudah sok tahu men-judge musik Kang Harry tidak enak dan tidak menarik. Sungguh, cuma karena kepicikan saya, yang membuat saya under-estimate Kang Harry. Duh! Saya benar-benar merasa bersalah jadinya. Moga-moga, untuk 'menebus' kesalahan saya, saya bisa menggarap profil Kang Harry dengan sebaik-baiknya, supaya orang lain yang mungkin punya pemikiran bodoh seperti saya, tahu bahwa Kang Harry itu hebat, musik Kang Harry itu indah, dan banyolan Kang Harry sungguh menyenangkan. Meski untuk sebagian orang yang kena kritikan pedas Kang Harry, Kang Harry itu menyebalkan! :)

Semoga Kang Harry yang sudah dipanggil Allah SWT tanggal 11 Desember 2004, tenang di sisi Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Dan, semoga setiap kali orang merasa rindu dengan sosok Kang Harry, dengan kejenakaan dan lirik-lirik pedas Kang Harry, akan semakin melipat gandakan amalan Kang Harry di sisi-Nya, amin.

ps :
Profil Kang Harry akan ditayangkan, insya Allah, hari Sabtu, tanggal 16 Juli 2005 di Metro TV, jam 21.05-21.30.