Saturday, July 02, 2005

KangHarry

" Salut Kang Harry! "


Ketika saya mendapati next episode Maestro yang harus saya kerjakan adalah profil almarhum Harry Roesli, sontak saja saya bingung tentang apa yang akan saya ceritakan mengenai ketokohannya sebagai musisi Indonesia.

Meskipun sudah pernah diangkat untuk program INDRA yang lain, Top Legend, pihak sponsor merasa perlu mengangkat Kang Harry, kali ini untuk Maestro. Hmm...Harry Roesli ya? Coba saya pikirkan dulu sebentar.

Tanpa melihat tayangan Top Legend lebih dahulu, karena saya ingin ide saya orisinil, dan sebelum membaca artikel-artikel Kang Harry di kliping-kliping, yang ada dalam bayangan saya cuma, Kang Harry adalah pencipta musik kontemporer yang syair dan musiknya aneh, tidak bisa dimengerti, dan membuat saya tidak tertarik, bahkan tidak suka sama sekali. Ketika dia tampil dalam sebuah infotainment menyanyikan sebuah lagu kritik sosial, saya waktu itu cuma bergumam, nyanyi apa sih nih Harry Roesli? Jadi, meski saya tahu Kang Harry Doktor lulusan sekolah musik di luar negeri, saya sudah lebih dulu menjudge musik Kang Harry tidak istimewa, sehingga saya bingung mau cerita apa dan dari mana. Bahkan fikiran jahat saya sudah berbisik, hmm...apa karena permintaan sponsor maka Kang Harry bisa diprofilkan sebagai Maestro? Tapi, the show must go on. Episode ini tetap harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak reputasi saya bisa dipertanyakan oleh produser saya.

Kemungkinan besar saya akan menceritakan sisi Kang Harry sebagai musisi berdedikasi tinggi, mengingat perhatian dia pada anak jalanan yang ditampung di rumahnya di Jl. Supratman No. 57, Bandung, untuk diajarkan bermain musik secara benar. Dan itu membuat saya salut. Dan tentu saja keberanian dia mengkritik pemerintah orde baru, yang waktu itu jarang dilakukan musisi-musisi kita, kecuali mau merasai hotel prodeo seperti yang sempat dialami Kang Harry.

Lalu ketika saya mulai masuk ruang editing untuk menyusun roughcut, rasa ketertarikan saya mulai terbit ketika melihat footage Kang Harry saat tampil dalam sebuah konser yang ia garap. Ternyata, musik Kang Harry istimewa, sangat spesial. Dia jago sekali mengawinkan musik tradisi dengan musik modern. Alat-alat musik seperti gamelan, suling, rebab, degung, tambah memikat saat melagu bersama gitar, bass, drum, dan perkusi. Dengan musisi lebih dari 30-40an orang, musik Kang Harry menjadi perkawinan harmonisasi antara musik Karawitan Sunda, musik Tarling, gamelan Bali, dengan musik Jazz, Pop, Rock, bahkan Country. Man...orang ini dahsyat! Saya jadi keasyikan mendengarkan musik-musiknya dan menunda memilih sound-up wawancara. Wuh, kali ini saya yang semangat membuat profilnya!

Ah! Sungguh saya jadi menyesal belum pernah sekalipun melihat aksi panggung Kang Harry selama ini, bahkan untuk tahu musik-musik gubahannya sekalipun. Bahkan saya juga tidak berkesempatan mewawancarainya. Dulu, pernah ia dimintai komentar untuk salah satu profil Maestro, tapi bukan saya reporternya. Padahal, banyak orang memuji pribadinya yang hangat dan humoris. Dan pasti menyenangkan bisa akrab dan ngobrol banyak dengan Kang Harry yang meski berdarah Minang, tapi logatnya meni sunda pisan itu.

Kekaguman saya bertambah ketika saya melihat footage anak-anak jalanan didikan Kang Harry dan seniman-seniman di sanggar Depot Kreasi Seni Bandung, atau beken dengan nama DeKaeSBe. Saya cuma bisa geleng-geleng kepala, antara terharu dan bangga, melihat anak-anak berumur sekitar 8-15 tahun itu mahir memainkan perangkat kerjanya sebagai pengamen, seperti biola, perkusi, gitar, dan ukulele, dan memainkan musik-musik populer. Ketika saya baca di klipingan, sekitar 4000 anak jalanan dan pemulung yang sudah dibina Kang Harry sebagai 'orang tua asuh' untuk bisa memainkan musik dengan baik, dan bahkan menyekolahkan beberapa dari mereka. WOW! 4000 man....gila!

Jadi, jika suatu saat kita ketemu pengamen-pengamen cilik di persimpangan lampu merah Bandung, yang fasih menyanyikan sebuah lagu berbahasa Spanyol (saya tidak tahu judulnya), Kopi Dangdut, bahkan lagu milik Bond dan Santana, bisa jadi mereka lah anak-anak didik jebolan 'sekolah' musik Kang Harry.

Ah, Kang Harry. Maafkan saya yang sudah sok tahu men-judge musik Kang Harry tidak enak dan tidak menarik. Sungguh, cuma karena kepicikan saya, yang membuat saya under-estimate Kang Harry. Duh! Saya benar-benar merasa bersalah jadinya. Moga-moga, untuk 'menebus' kesalahan saya, saya bisa menggarap profil Kang Harry dengan sebaik-baiknya, supaya orang lain yang mungkin punya pemikiran bodoh seperti saya, tahu bahwa Kang Harry itu hebat, musik Kang Harry itu indah, dan banyolan Kang Harry sungguh menyenangkan. Meski untuk sebagian orang yang kena kritikan pedas Kang Harry, Kang Harry itu menyebalkan! :)

Semoga Kang Harry yang sudah dipanggil Allah SWT tanggal 11 Desember 2004, tenang di sisi Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Dan, semoga setiap kali orang merasa rindu dengan sosok Kang Harry, dengan kejenakaan dan lirik-lirik pedas Kang Harry, akan semakin melipat gandakan amalan Kang Harry di sisi-Nya, amin.

ps :
Profil Kang Harry akan ditayangkan, insya Allah, hari Sabtu, tanggal 16 Juli 2005 di Metro TV, jam 21.05-21.30.

No comments: